PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA KONSUMEN
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh jumlah uang beredar (M1) dan kurs Rp/USD terhadap indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengumpulan data sekunder, dilanjutkan dengan mengolah data untuk menguji hipotesis. Uji hipotesis terdiri dari uji parsial menggunakan uji t dan uji simultan menggunakan uji F pada tingkat kepercayaan 95 persen pengaruh jumlah uang beredar (M1) dan kurs Rp/USD terhadap indeks harga konsumen (IHK). Hasil uji hipotesis ditemukan bahwa secara parsial jumlah uang beredar (M1) berpengaruh positif dan siginfikan terhadap indeks harga konsumen (IHK) di Indonesia dengan koefisien regresi 0,35 artinya bila jumlah uang beredar (M1) meningkat sebesar 1 % maka meningkatkan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 0,35 persen. Sedangkan kurs Rp/USD tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga konsumen (IHK). Temuan tersebut menujukkan bahwa jumlah uang beredar khususnya M1 mengalami peningkatan maka semakin banyak uang digunakan oleh konsumen untuk membeli barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidup sehingga harga barang dan jasa mengalami peningkatan yang mengakibatkan terjadi inflasi sehingga pada tahap selanjutnya daya beli konsumen mengalami penurunan mengakibatkan berkurangnya jumlah serta kualitas barang dan jasa yang dibeli dalam memenuhi kebutuhan hidup. Temuan berikutnya adalah jumlah uang beredar (M1) dan kurs Rp/USD secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap indeks harga konsumen (IHK) sehingga diformulasikan dalam model IHK sebagai berikut: Y = 0,83 + 0,35X1 + 0,44X2, di mana Y = IHK, X1 = jumlah uang beredar (M1) dan X2 = kurs Rp/USD. Model regresi tersebut menunjukkan bahwa jumlah uang beredar (M1) dan kurs Rp/USD merupakan variable utama yang menjadi fokus dalam membuat kebijakan untuk mengendalikan indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi.
Downloads
References
[2] Mankiw, 2018. Principles of Economics, 8e Asian Edition, Cengage, Harvard
University.
[3] Sadono Sukirno, 2022. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Penerbit Rajawali Pers PT RajaGrafindo Persada Depok.
[4] Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2023. , Maret 2023. Inflasi Inti. bi.go.id
[5] Faisal basri (2002). Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga, Jakarta
[6] Frederic S. Miskhin (2012) “The Economic, Banking, and Financial Markets”. Pearson Education, Inc. New Jersey.
[7] Dahlan Siamat (2005). Manajemen Lembaga Keuangan. Kebijakan Moneter dan Perbankan. Edisi Kelima. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
[8] Bank Indonesia, Bank Sentral Republik Indonesia, Juli 2022. Inflasi Inti. bi.go.id
[9] Warjiyo Perry dan Solikin M. Juhro, 2019. Kebijakan Bank Sentral, Teori dan Praktek. Penerbit Rajawali Pers PT RajaGrafindo Persada, Depok.
[10] W. Lawrance Neuman (2013). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, edisi 7, terjemahan, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.
[11] Jeffey M. Wooldridge (2013). Introductory Econometrics A Modern Approach 5th edition, South Western Cengage Learning, Michigan State University
[12] Imam Ghozali (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.